Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, tablet adalaha sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet berbentuk kapsul umunya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk hewan besar.
Umumnya, tablet berbentuk cakram pipih gepeng, bundar, segitiga, dan lonjong. Bentuk khusus ini dimaksudkan untuk menghindari, mencegah, dan menyulitkan pemalsuan serta agar sediaan lebih mudah dikenal orang.
Sabtu, 11 Januari 2020
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN TABLET
KEUNTUNGAN
1. Rasa pahit pada obat dapat ditutupi dengan penyalutan.
2. Tablet merupakan sediaan oral yang paling mudah diproduksi massal.
3. Komposisi tablet dapat disesuaikan dalam berbagai dosis.
4. Harga relatif lebih murah.
5. Tablet merupakan sediaan oral yang memiliki stabilitas paling baik.
KERUGIAN
1. Sukar digunakan oleh anak-anak.
2. Beberapa bahan aktif sukar dikempa.
3. Untuk tablet tertentu, diperlukan cara penggunaan khusus, seperti tablet vagina, tablet implan, tablet sublingual, dan tablet effervescent.
4. Untuk obat yang rasanya pahit, harus dilakukan penyalutan. Dalam hal ini, bentuk kapsul menjadi pilihan.
5. Dalam hal peracikan, beberapa sediaan tablet tidak dapat diracik.
1. Rasa pahit pada obat dapat ditutupi dengan penyalutan.
2. Tablet merupakan sediaan oral yang paling mudah diproduksi massal.
3. Komposisi tablet dapat disesuaikan dalam berbagai dosis.
4. Harga relatif lebih murah.
5. Tablet merupakan sediaan oral yang memiliki stabilitas paling baik.
KERUGIAN
1. Sukar digunakan oleh anak-anak.
2. Beberapa bahan aktif sukar dikempa.
3. Untuk tablet tertentu, diperlukan cara penggunaan khusus, seperti tablet vagina, tablet implan, tablet sublingual, dan tablet effervescent.
4. Untuk obat yang rasanya pahit, harus dilakukan penyalutan. Dalam hal ini, bentuk kapsul menjadi pilihan.
5. Dalam hal peracikan, beberapa sediaan tablet tidak dapat diracik.
KOMPONEN TABLET
1. Bahan aktif, harus memenuhi syarat yang ditentukan Farmakope.
2. Bahan tambahan (eksipien)
a.Bahan pengisi (diluent)
contoh bahan: laktosa, pati, kalsium fosfat dibasa
b. Bahan pengikat (binder)
contoh bahan gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metil selulosa, karboksimetil selulosa (CMC), pasta pati terhidrolisis, dan selulosa mikrokristal
c. Bahan penghancur/pengembang (disintegran)
contoh bahan: pati, pati dan selulosa yang termodifikasi secara kimia, asam alginat, selulosa mikrokristal, dan povidon sambung-silang.
d. Bahan pelicin (lubrikan/lubricant)
contoh bahan: senyawa asam stearat dengan logam, asam stearat, minyak nabati terhidrogenisasi, dan talkum.
e. Glidan
contoh bahan: silika pirogenik
f. Bahan penyalut (coating agent)
contoh bahan: Akan dijelaskan pada bagian berdasarkan jenis bahan.
3. Ajuvans, antar lain:
a. Bahan pewarna
contoh bahan:zat pewarna dari tumbuhan
b. Bahan pengharum
contoh bahan: minyak atsiri.
JENIS TABLET
BERDASARKAN METODE PEMBUATAN
1. Tablet Cetak
tablet cetak dibuat dari campuran bahan obat dan bahan pengisi, umunya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa serbuk dibasahi dengan larutan etanol yang kadarnya tinggi.Massa serbuk yang lembap kemudian ditekan ke dalam cetakan, lalu dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak yang dihasilkan agak rapuh sehingga kita harus berhati-hati ketika mengemas dan mendistribusikannya. Contoh tablet yang dibuat dengan cara ini adalah Tablet triturat. dan Tablet hipodermik.
2. Tablet Kempa
Tablet ini dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Umumnya, tablet kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran, dan lubrikan, serta dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak yang diizinkan, bahan pengaroma, dan bahan pemanis.
BERDASARKAN DISTRIBUSI OBAT DALAM TUBUH
a. Tablet yang bekerja memberikan efek lokal
Seperti tablet isap untuk pengobatan pada rongga mulut dan ovula untuk pengobatan infeksi pada vagina.
b. Tablet yang bekerja sistemik atau tablet per oral.
Dapat dibedakan menjadi:
- Tablet yang bekerja dalam jangka pendek (short acting)
- Tablet yang bekerja dalam jangka panjang (long acting). Tablet ini dapat dibedakan menjadi Delayed action tablet(DAT) dan Repeat action tablet (RAT).
BERDASARKAN JENIS BAHAN PENYALUT
Tujuan penyalutan tablet adalah
1. Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadap pengaruh udara, kelembapan, atau cahaya
2. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak
3. Membuat penampilan lebih baik dan menarik
4. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna, misalnya enterik tablet yang pecah di usus.
berdasarkan jenis bahan penyalutnya, tablet ini dapat dibedakan menjadi:
1. Tablet Salut biasa/salut gula(dragee)
2. Tablet salut selaput(film coated tablet/FCT)
3. Tablet salut kempa
4. Tablet salut enterik(enteric coated tablet)
5. Tablet lepas-lambat(sustained release)
BERDASARKAN CARA PENGUNAAN
1. Tablet biasa/tablet pelan
2.Tablet kunyah(chewable tablet)
3.Tablet isap(lozenges,troches,pastilles)
4.Tablet larut(effervescent tablet)
5.Tablet hipodermik(hypodermic tablet)
6.Tablet bukal(buccal tablet)
7.Tablet sublingual
8.Tablet vagina(ovula)
9.Tablet implan
1. Tablet Cetak
tablet cetak dibuat dari campuran bahan obat dan bahan pengisi, umunya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa serbuk dibasahi dengan larutan etanol yang kadarnya tinggi.Massa serbuk yang lembap kemudian ditekan ke dalam cetakan, lalu dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak yang dihasilkan agak rapuh sehingga kita harus berhati-hati ketika mengemas dan mendistribusikannya. Contoh tablet yang dibuat dengan cara ini adalah Tablet triturat. dan Tablet hipodermik.
2. Tablet Kempa
Tablet ini dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Umumnya, tablet kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran, dan lubrikan, serta dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak yang diizinkan, bahan pengaroma, dan bahan pemanis.
BERDASARKAN DISTRIBUSI OBAT DALAM TUBUH
a. Tablet yang bekerja memberikan efek lokal
Seperti tablet isap untuk pengobatan pada rongga mulut dan ovula untuk pengobatan infeksi pada vagina.
b. Tablet yang bekerja sistemik atau tablet per oral.
Dapat dibedakan menjadi:
- Tablet yang bekerja dalam jangka pendek (short acting)
- Tablet yang bekerja dalam jangka panjang (long acting). Tablet ini dapat dibedakan menjadi Delayed action tablet(DAT) dan Repeat action tablet (RAT).
BERDASARKAN JENIS BAHAN PENYALUT
Tujuan penyalutan tablet adalah
1. Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadap pengaruh udara, kelembapan, atau cahaya
2. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak
3. Membuat penampilan lebih baik dan menarik
4. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna, misalnya enterik tablet yang pecah di usus.
berdasarkan jenis bahan penyalutnya, tablet ini dapat dibedakan menjadi:
1. Tablet Salut biasa/salut gula(dragee)
2. Tablet salut selaput(film coated tablet/FCT)
3. Tablet salut kempa
4. Tablet salut enterik(enteric coated tablet)
5. Tablet lepas-lambat(sustained release)
BERDASARKAN CARA PENGUNAAN
1. Tablet biasa/tablet pelan
2.Tablet kunyah(chewable tablet)
3.Tablet isap(lozenges,troches,pastilles)
4.Tablet larut(effervescent tablet)
5.Tablet hipodermik(hypodermic tablet)
6.Tablet bukal(buccal tablet)
7.Tablet sublingual
8.Tablet vagina(ovula)
9.Tablet implan
CARA PEMBUATAN TABLET
Umumnya, bahan obat dan zat-zat tambahan berupa serbuk tidak dapat langsung dicampur dan dicetak menjadi tablet karena tablet akan ambyar dan mudah pecah. Campuran serbuk tersebut harus diubah dahulu granul-granul, yaitu kumpulan serbuk dengan volume lebih besar yang melekat satu sama lain. Cara mengubah serbuk menjadi granul ini disebut granulasasi.
Tujuan granulasi adalah:
1. Memperbaiki sifat alir (Free Flowing)
2. Mengurangi ruang udara
3. Mencegah melekatnya serbuk pada cetakan.
Granul-granul yang dibentuk masih diperbolehkan mengandung butiran-butiran serbuk lembut/halus(fines) antara 10%-20%yang bermanfaat untuk memperbaiki sifat alirnya(free-flowing).
Cara pembuatan tablet dibagi 3, yaitu granulasi basah, granulasi kering (mesin rol/mesin slug), dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah meningkatkan aliran campuran dan/atau kemampuan kempa.
GRANULASI BASAH
GRANULASI KERING/SLUGGING/PRE-COMPRESSION
KEMPA LANGSUNG
Cara ini biasanya dilakukan jika:
1.jumlah zat berkhasiat per tabletnya cukup untuk dicetak secara langsung.
2.zat berkhasiatnya memiliki sifat alir yang baik(free-flowing)
3.zat berkhasiatnya berbentuk kristal yang bersifat free-flowing
Bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak digunakan adalah selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot-kering, sukrosa yang dapat dikempa, dan beberapa pati termodifikasi. Contoh tablet yang dibuat dengan kempa langsung adalah tablet hexamin, tablet NaCl, dan tablet KMnO4-.
Tujuan granulasi adalah:
1. Memperbaiki sifat alir (Free Flowing)
2. Mengurangi ruang udara
3. Mencegah melekatnya serbuk pada cetakan.
Granul-granul yang dibentuk masih diperbolehkan mengandung butiran-butiran serbuk lembut/halus(fines) antara 10%-20%yang bermanfaat untuk memperbaiki sifat alirnya(free-flowing).
Cara pembuatan tablet dibagi 3, yaitu granulasi basah, granulasi kering (mesin rol/mesin slug), dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah meningkatkan aliran campuran dan/atau kemampuan kempa.
GRANULASI BASAH
GRANULASI KERING/SLUGGING/PRE-COMPRESSION
KEMPA LANGSUNG
Cara ini biasanya dilakukan jika:
1.jumlah zat berkhasiat per tabletnya cukup untuk dicetak secara langsung.
2.zat berkhasiatnya memiliki sifat alir yang baik(free-flowing)
3.zat berkhasiatnya berbentuk kristal yang bersifat free-flowing
Bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak digunakan adalah selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot-kering, sukrosa yang dapat dikempa, dan beberapa pati termodifikasi. Contoh tablet yang dibuat dengan kempa langsung adalah tablet hexamin, tablet NaCl, dan tablet KMnO4-.
Kamis, 09 Januari 2020
JENIS KERUSAKAN PADA PEMBUATAN TABLET
Pada pembuatan tablet, terdapat beberapa jenis kerusakan yang mungkin terjadi, yaitu:
1. Binding, yaitu kerusakan tablet yang disebabkan oleh melekatnya massa yang akan dicetak pada dinding ruang cetakan
2. Sticking/picking, yaitu pelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah yang disebabkan oleh permukaan punch yang tidak licin, masih ada lemak pada pencetak, kurangnya zat pelicin, atau massa yang masih basah
3. Whiskering, yaitu terjadinya pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan. Akibatnya, jika disimpan dalam botol, sisi-sisi yang berlebih akan lepas dan menghasilkan serbuk.
4. Splitting/capping
Splitting adalah lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet, terutama pada bagian tengah, sedangkan Capping adalah membelahnya tablet di bagian atas. Penyebab kerusakan ini adalah
a. Daya pengikat dalam massa tablet kurang.
b. Massa tablet terlalu banyak serbuk dan terlalu banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak udara akan keluar.
c. Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetakan sukar keluar dan ikut tercetak
d. Formulanya tidak sesuai
e. die dan punch tidak rata
5. Motling, yaitu terjadinya penyebaran warna yang tidak merata pada permukaan tablet.
6. Crumbling, yaitu tablet menjadi retak dan rapuh. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tekanan pada pencetakan tablet dan kurangnya zat pengikat.
1. Binding, yaitu kerusakan tablet yang disebabkan oleh melekatnya massa yang akan dicetak pada dinding ruang cetakan
2. Sticking/picking, yaitu pelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah yang disebabkan oleh permukaan punch yang tidak licin, masih ada lemak pada pencetak, kurangnya zat pelicin, atau massa yang masih basah
4. Splitting/capping
Splitting adalah lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet, terutama pada bagian tengah, sedangkan Capping adalah membelahnya tablet di bagian atas. Penyebab kerusakan ini adalah
a. Daya pengikat dalam massa tablet kurang.
b. Massa tablet terlalu banyak serbuk dan terlalu banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak udara akan keluar.
c. Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetakan sukar keluar dan ikut tercetak
d. Formulanya tidak sesuai
e. die dan punch tidak rata
5. Motling, yaitu terjadinya penyebaran warna yang tidak merata pada permukaan tablet.
6. Crumbling, yaitu tablet menjadi retak dan rapuh. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tekanan pada pencetakan tablet dan kurangnya zat pengikat.
EVALUASI TABLET
Tablet harus memenuhi beberapa persyaratan yang diatur dalam Farmakope Indonesia, yaitu
1. Keseragaman sediaan
Keseragaman sediaan meliputi keseragaman ukuran, dan keseragaman bobot
2. Uji waktu hancur
3. Uji disolusi
4. Uji kekerasan tablet
5. Uji keregasan (friability) tablet
1. Keseragaman sediaan
Keseragaman sediaan meliputi keseragaman ukuran, dan keseragaman bobot
2. Uji waktu hancur
3. Uji disolusi
4. Uji kekerasan tablet
5. Uji keregasan (friability) tablet
PENYIMPANAN TABLET
Tablet disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk, dan terlindung dari cahaya langsung
RANGKUMAN
1. Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet merupakan bagian dari sediaan obat yang umumnya yang digunakan untuk pemakaian dalam. Namun, ada beberapa tablet yang dapat digunakan untuk pemakaian luar, seperti tablet vagina, tablet implantasi, dan hipodermik.
2. Berdasarkan cara penggunaannya, tablet dapat dibedakan menjadi 9, yaitu tablet biasa/tablet telan, tablet kunyah, tablet isap, tablet effervescent, tablet hipodermik, tablet bukal, tablet sublingual, tablet vagina dan tablet implan
3. Dalam hal komponen, tablet terdiri atas bahan aktif dan bahan tambahan. Bahan tambahan memungkinkan tablet dapat dibuat dalam berbagai bentuk, seperti dalam hal penyaluran yang membuat tablet dapat diatur pelepasan dan waktu hancurnya.
4. pembuatan tablet terdiri atas 3 cara yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan cetak/kempa langsung. Dalam pembuatan tablet, harus diperhatikan cara dan syarat-syarat tertentu sehingga dapat terhindar dari kerusakan tablet.
5. Evaluasi obat harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam Farmakope Indonesia, meliputi keseragaman sediaan (keseragaman ukuran, dan keseragaman bobot), uji waktu hancur, uji disolusi, uji kekerasan, dan uji keregasan tablet
2. Berdasarkan cara penggunaannya, tablet dapat dibedakan menjadi 9, yaitu tablet biasa/tablet telan, tablet kunyah, tablet isap, tablet effervescent, tablet hipodermik, tablet bukal, tablet sublingual, tablet vagina dan tablet implan
3. Dalam hal komponen, tablet terdiri atas bahan aktif dan bahan tambahan. Bahan tambahan memungkinkan tablet dapat dibuat dalam berbagai bentuk, seperti dalam hal penyaluran yang membuat tablet dapat diatur pelepasan dan waktu hancurnya.
4. pembuatan tablet terdiri atas 3 cara yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan cetak/kempa langsung. Dalam pembuatan tablet, harus diperhatikan cara dan syarat-syarat tertentu sehingga dapat terhindar dari kerusakan tablet.
5. Evaluasi obat harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam Farmakope Indonesia, meliputi keseragaman sediaan (keseragaman ukuran, dan keseragaman bobot), uji waktu hancur, uji disolusi, uji kekerasan, dan uji keregasan tablet
SOAL LATIHAN
1. Cara pembuatan tablet melalui proses slugging disebut....
a. Kempa-cetak
b. Penyuluhan
c. Cetak langsung
d. Granulasi basah
e. Granulasi kering
2. Suhu yang dibutuhkan dalam pembuatan tablet dengan cara granulasi basah adalah...
a. 10°-20°
b. 20°-30°\
c. 35°-40°
d. 40°-50°
e. 50°-60°
3. Berikut ini yang bukan merupakan keuntungan tablet adalah..
a. Rasa obat yang pahit atau tidak menyenangkan dapat ditutupi dengan penyalutan
b. Kandungan tablet dapat disesuaikan dalam berbagai dosis
c. Harga relatif mahal
d. Mudah dibawa
e. Memiliki stabilitas paling baik
4. Binding adalah kerusakan tablet akibat..
a. Massa tablet melekat pada dinding ruang cetak
b. Massa tablet melekat pada punch atas dan bawah
c. Pencetak tidak pas dengan ruang cetakan
d. Warna tersebar tidak merata
e. Tablet retak dan rapuh
5. Bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalirnya serbuk yang umumnya digunakan dalam pembuatan kempa langsung tanpa proses granulasi disebut...
a. Glidan
b. Binder
c. Diluent/pengisi
d. Disintegran
e. suspending agent
a. Kempa-cetak
b. Penyuluhan
c. Cetak langsung
d. Granulasi basah
e. Granulasi kering
2. Suhu yang dibutuhkan dalam pembuatan tablet dengan cara granulasi basah adalah...
a. 10°-20°
b. 20°-30°\
c. 35°-40°
d. 40°-50°
3. Berikut ini yang bukan merupakan keuntungan tablet adalah..
a. Rasa obat yang pahit atau tidak menyenangkan dapat ditutupi dengan penyalutan
b. Kandungan tablet dapat disesuaikan dalam berbagai dosis
c. Harga relatif mahal
d. Mudah dibawa
e. Memiliki stabilitas paling baik
4. Binding adalah kerusakan tablet akibat..
a. Massa tablet melekat pada dinding ruang cetak
b. Massa tablet melekat pada punch atas dan bawah
c. Pencetak tidak pas dengan ruang cetakan
d. Warna tersebar tidak merata
e. Tablet retak dan rapuh
5. Bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalirnya serbuk yang umumnya digunakan dalam pembuatan kempa langsung tanpa proses granulasi disebut...
a. Glidan
b. Binder
c. Diluent/pengisi
d. Disintegran
e. suspending agent
Langganan:
Postingan (Atom)